
Sokola Rimba adalah film drama Indonesia yang diangkat dari kisah nyata Butet Manurung, seorang antropolog sekaligus aktivis pendidikan yang memperjuangkan hak belajar bagi anak-anak Suku Anak Dalam di hutan pedalaman Jambi. Film ini dirilis pada tahun 2013 dan disutradarai oleh Riri Riza. Lewat alur yang menyentuh dan sinematografi yang memukau, Sokola Rimba menyuarakan pentingnya pendidikan bagi masyarakat adat yang selama ini terpinggirkan.
Sinopsis Film Sokola Rimba
Film ini mengikuti perjalanan Butet Manurung (diperankan oleh Prisia Nasution) yang awalnya datang ke hutan sebagai peneliti. Namun, setelah melihat kondisi kehidupan Suku Anak Dalam yang hidup dalam keterisolasian dan ketidaktahuan akan hak-hak dasar mereka, Butet memutuskan untuk mengajar membaca dan menulis kepada anak-anak di komunitas tersebut.
Tantangan yang dihadapi Butet tidak ringan. Ia harus beradaptasi dengan cara hidup masyarakat rimba, menghadapi penolakan dari beberapa anggota suku yang takut perubahan, serta melawan sistem luar yang sering mengeksploitasi masyarakat adat. Namun, semangatnya untuk membawa ilmu dan membebaskan mereka dari ketidaktahuan membuatnya tetap bertahan.
Karakter dan Pesan Moral
Karakter Butet digambarkan sebagai sosok yang tangguh, sabar, dan penuh empati. Ia rela meninggalkan kenyamanan hidup di kota demi mendampingi masyarakat yang jauh dari jangkauan pemerintah. Sementara itu, karakter anak-anak rimba seperti Bungo, menggambarkan keingintahuan dan harapan dari generasi muda suku tersebut yang ingin mengenal dunia luar tanpa meninggalkan jati diri mereka.
Pesan moral yang kuat dari film ini adalah bahwa pendidikan seharusnya bisa diakses oleh semua kalangan, termasuk mereka yang hidup di tempat terpencil. Pendidikan bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga tentang memberdayakan dan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
Dampak dan Apresiasi
Sokola Rimba tidak hanya menghibur penonton, tetapi juga membuka mata banyak orang terhadap realitas pendidikan di Indonesia. Film ini meraih berbagai pujian karena kepekaan sosialnya dan penggambaran yang autentik terhadap kehidupan masyarakat adat.
Film ini juga memperkuat gerakan pendidikan alternatif di Indonesia, khususnya pendidikan kontekstual yang menghormati budaya lokal. Sokola, yang berarti “sekolah”, menjadi simbol harapan bahwa semua anak Indonesia, di mana pun berada, berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
Inspirasi dari Dunia Nyata
Yang membuat Sokola Rimba begitu mengena adalah kenyataan bahwa kisah ini benar-benar terjadi. Butet Manurung mendirikan Sokola Rimba di dunia nyata dan masih aktif memperjuangkan pendidikan untuk komunitas-komunitas adat lainnya di berbagai wilayah Indonesia. Film ini menjadi pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan ketulusan hati.