
Cerita Unik dari Kehidupan Rumah Tangga
Film Catatan Harian Menantu Sinting hadir sebagai angin segar di tengah genre komedi Indonesia. Disutradarai oleh Ody C. Harahap dan dibintangi oleh Michelle Ziudith serta Dion Wiyoko, film ini menyuguhkan cerita yang relatable dan jenaka tentang realita kehidupan rumah tangga, terutama dari sudut pandang seorang menantu perempuan.
Kisahnya berpusat pada karakter Nina, seorang istri muda yang baru saja menikah dan harus tinggal satu atap dengan mertua. Awalnya ia berpikir kehidupannya akan berjalan bahagia, namun realita berkata lain. Sang mertua—yang dikenal “unik” dan punya kebiasaan nyentrik—menjadi sumber kekacauan sehari-hari.
Dari sinilah dimulai catatan harian Nina. Setiap kejadian konyol, konflik kecil, hingga momen emosional ia tuangkan dalam jurnalnya, yang kemudian menjadi pusat alur cerita penuh warna ini.
Komedi yang Dekat dengan Realita
Yang membuat film ini menarik bukan hanya komedinya yang segar, tapi juga bagaimana setiap konflik disajikan dengan cerdas dan menyentil. Ada sindiran halus tentang budaya patriarki, tekanan terhadap menantu perempuan, hingga dinamika keluarga besar yang tak jarang menguras energi.
Michelle Ziudith tampil memukau sebagai Nina. Ia berhasil memainkan peran sebagai istri muda yang berusaha bertahan di tengah “kewarasan” rumah tangga yang goyah. Dion Wiyoko pun sukses menjadi sosok suami yang kadang terlalu pasif, namun tetap menggemaskan. Chemistry mereka terasa natural dan tidak dibuat-buat.
Selain itu, karakter sang ibu mertua yang diperankan oleh Widyawati juga mencuri perhatian. Karakternya menyebalkan tapi lovable, dan sering jadi sumber gelak tawa penonton karena tingkah lakunya yang di luar dugaan.
Sentuhan Emosional dan Pesan Moral
Di balik komedi yang mendominasi, film ini juga menyisipkan pesan moral tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga, pengertian antara pasangan, dan bagaimana seorang perempuan bisa tetap menjadi dirinya sendiri meski berada dalam tekanan lingkungan baru.
Visual film ini ditata sederhana namun mendukung atmosfer cerita. Lokasi rumah yang menjadi latar utama dibuat senyaman mungkin, sehingga penonton bisa merasa seolah-olah ikut tinggal di dalamnya. Musik latar yang ringan juga turut memperkuat kesan komedi dan kekeluargaan.